26.3 C
Jakarta
Selasa, Desember 24, 2024
spot_img

Suntikan Mobil Listrik Diyakini Bantu Capai Target 1,1 Juta Unit di 2024

Mobil listrik diyakini bakal memegang peranan penting di pasar otomotif 2024. Kehadiran mobil-mobil hijau itu akan membantu tercapainya target 1,1 juta unit di 2024.

Diketahui Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo telah menetapkan target penjualan mobil sebanyak 1,1 juta unit pada 2024.
Target ini lebih tinggi dari yang dipatok pada tahun ini sebanyak 1,05 juta unit. Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan, salah satu alasan menetapkan target lebih tinggi untuk tahun depan adalah hadirnya mobil-mobil listrik asal China yang akan mulai memasarkan produknya.

“Pertimbangannya target 1,1 juta unit karena adanya mobil-mobil BEV yang harganya menarik dari China,” ujarnya.

Salah satu merek asal China yang akan memasarkan produknya pada 2024 adalah Neta melalui jenis mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) Neta V. Nantinya produksi lokal akan dilakukan dalam skema completely knocked down (CKD) mulai kuartal II/2024.

Tahap pertama pemasaran Neta di pasar otomotif Indonesia berupa impor mobil utuh atau CBU melalui produk Neta V dengan target produksi 10.000 unit. Kemudian dilanjutkan dengan fase produksi CKD untuk Neta V dan Neta U, dan berlanjut skema incompletely knocked down (IKD) untuk menetapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Merek asal China lain yang akan mulai memasarkan produknya adalah Great Wall Motors yang berada di bawah naungan Inchcape Plc., dan juga PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).

Rencananya Great Wall Motors akan membawa mobil listrik murni bernama Ora 03. Kemudian ada jenis hybrid, yakni Haval dan jenis ICE melalui model Tank. Produksi model-model Great Wall Motors secara lokal ini rencananya akan dimulai kuartal I/2024 dengan menggunakan fasilitas yang sama untuk produksi mobil Mercedes-Benz.

Di sisi lain, Jongkie berharap banyaknya merek dan produk baru yang bermunculan pada 2024 akan turut serta mengerek angka penjualan secara nasional. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diharapkan kian membaik. Terlebih lagi Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa perekonomian dalam negeri pada 2024 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,7% hingga 5,5% dan akan meningkat lebih tinggi pada 2025.

Lebih lanjut, dia juga mengharapkan suku bunga acuan dari BI bisa diturunkan pasca telah ditetapkan menjadi 6%. Faktor perekonomian makro yang patut diperhatikan juga adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai informasi, BI memperkirakan nilai tukar rupiah pada 2024 akan relatif lebih stabil dari akhir 2023.

Hal itu bila berasumsi rupiah pada level Rp15.510 per dolar secara rata-rata dalam rencana anggaran tahunan BI (RATBI) 2024. Sementara terkait dengan ekspor atau pengapalan mobil ke luar negeri, Jongkie menyebut hal ini tidak bisa diprediksi karena dikendalikan oleh para prinsipal dari masing-masing merek otomotif.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles