Segmen mobil listrik di Indonesia tidak bisa dipungkiri didominasi oleh mobil-mobil listrik China. Jadi tidak heran jika akhirnya mereka langsung bertempur satu sama lain.
Ambil contoh mobil listrik terbaru buatan Wuling Motors yakni Wuling Binguo ev. Mobil listrik tersebut dijual di harga Rp358 juta sampai Rp408 juta.
Banderol tersebut ternyata beririsan dengan mobil listrik andalan NETA yakni NETA V. Saat ini NETA V dijual di harga Rp376 juta.
Jadi tidak heran jika akhirnya Wuling Binguo ev seolah berperang dengan saudara sebangsanya sendiri, NETA V.
Hanya saja Brand & Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani menepis aroma pertempuran itu. Dia mengatakan makin banyak model mobil listrik yang ditawarkan, maka semakin bagus untuk konsumen. Menurutnya, itu menandakan pasar mobil listrik di Indonesia semakin berkembang.
“Intinya pasar mobil listrik di Indonesia kami optimistis itu akan terus bertumbuh secara eksponensial karena tren global semua mengarah ke sana. Di China aja 35 persen lebih (market) share mobil listrik,” kata Dian Asmahani.
Selain mobil listrik Rp300 jutaan, kendaraan penumpang ramah lingkungan yang dibanderol dengan harga lebih murah juga makin ketat. Terlebih setelah Seres E1 resmi diprodiksi di Indonesia, yang memungkinkan mobil listrik tersebut mendapat insentif potongan PPN 10 persen.
Dian mengatakan masyarakat Indonesia mulai memilih mobil listrik karena ada beberapa keuntungan yang ditawarkan. Selain bebas melalui jalur ganjil genap, kendaraan listrik berbasis baterai juga lebih efisien dalam hal biaya operasional.
“Kami melihat mobil listrik adalah alternatif mobilitas hijau. Jadi masyarakat kami lihat antusiasme untuk mendapatkan alternatif kendaraan yang ramah lingkungan, yang low operational cost. Itu salah satu opsinya mobil listrik,” ujarnya.
Memasuki politik pada 2024, Dian mengaku Wuling optimistis penjualan mobil listrik tetap tinggi seperti tahun ini. Mengingat mobil listrik menjadi fokus utama seluruh negara, bukan hanya di Indonesia.
“Kita masih optimistis karna kalau kita lihat sbeenernya kita berharap kondisi Indonesia tetap stabil. Kami percaya denngan pengalaman-pengalaman pemilu sebelumnya kan suasananya stabil. Kita optimistis pertumbuhan otomotif indonesia masih berjalan dan tumbuh,” ucapnya.
Melihat besarnya permintaan terhadap mobil listrik di tahun ini, Dian mengungkapkan pihaknya belum bisa memasang target untuk 2024. Ia menjelaskan bakal mempertimbangkan banyak hal sebelum menentukan target.
“Kita berharap lebih besar dari tahun ini. Tapi saya tidak bisa ngomong sekarang,” ungkap Dian.