Ismail Ashlan, General Manager Marketing & Public Relations Subaru Indonesia, menjelaskan alasan mengapa produsen mobil asal Jepang tersebut belum memasarkan kendaraan listriknya di Indonesia. Meskipun merek-merek lain telah memperkenalkan mobil listrik mereka di Indonesia.
Ismail mengakui bahwa mobil listrik sedang populer di pasar global, namun menurutnya, situasi di Indonesia belum cukup memotivasi Subaru untuk memasarkan mobil listriknya. Saat ini, lini produk mobil Subaru yang dijual di Indonesia dianggap sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar mobil yang khas di Indonesia.
“Di segmen niche atau premium sudah ada, di segmen menengah juga sudah ada, bahkan di segmen ekonomis pun sudah ada, jadi dari segi pasar, kami tidak melihat kebutuhan mendesak untuk memasuki pasar mobil listrik,” kata Ismail.
Faktor lainnya adalah penjualan mobil listrik di Indonesia yang masih kurang. Meskipun popularitasnya meningkat, Ismail menjelaskan bahwa penjualan mobil listrik di Indonesia berkontribusi kecil pada total penjualan mobil di Indonesia.
“Jika dilihat dari total penjualan sekitar 900 ribu unit per tahun, penjualan mobil listrik masih kurang dari 10 persen, bahkan tidak mencapai dua digit. Mungkin akan ada peningkatan tahun ini, namun itu juga tergantung pada dorongan dari merek-merek yang fokus pada kendaraan listrik,” jelas Ismail.
Selain itu, Subaru masih fokus memperkenalkan produk-produk mobil yang menggunakan teknologi Symmetrical All-Wheel Drive ke pasar Indonesia.
Meskipun pemerintah mendorong produsen mobil untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, Ismail menjelaskan bahwa Subaru akan menunggu perkembangan pasar dan tingkat permintaannya sebelum memutuskan untuk membangun fasilitas produksi di dalam negeri.
Faktor preferensi konsumen juga menjadi pertimbangan penting. Ismail menjelaskan bahwa konsumen mobil Subaru biasanya membeli mobil karena preferensi tertentu, seperti minat terhadap mobil sport atau petualangan.
“Jadi bagi mereka, yang penting bukanlah jenis penggeraknya, bukan tentang mobil listrik, tetapi lebih tentang kesenangan dan pengalaman berkeliling,” tambah Ismail.
Oleh karena itu, Ismail menegaskan bahwa memasarkan mobil listrik di Indonesia belum termasuk dalam rencana Subaru hingga tahun 2026.