Pabrikan mobil China terkena imbas aksi militan Houthi dari Yaman yang menguasai Laut Merah. Mobil-mobil mereka semakin lama tiba di wilayah Eropa.
Dilaporkan Asia Financial, Senin (25/12/2023) ini beberapa analis logistik menyebutkan pabrikan mobil China tengah menyiapkan rute baru agar mobil-mobil buatan mereka bisa masuk ke wilayah Benua Biru. Direncanakan rute tersebut akan dilakukan melalui wilayah paling selatan Afrika tepatnya melewat Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
“Pengiriman mobil akan menempuh jarak lebih jauh 9.000 kilometer dari rute normal. Estimasi waktu tiba pengiriman akan semakin lama sekitar enam hingga 14 hari waktu biasa,” sebut Asia Financial.
Kondisi tersebut justru akan berdampak buruk pada mobil-mobil buatan China. Harga mobil-mobil buatan mereka nantinya mau tidak mau akan terkerek naik guna menyeimbangkan biaya pengiriman yang membengkak.
Banyak perusahaan logistik dari China memang tidak ingin nekat melewati Terusan Suez yang ada di Laut Merah. Pasalnya wilayah tersebut memang sudah dikuasai oleh militan Houthi.
“China COSCO Shipping Corp Ltd, yang merupakan pengangkut kontainer terbesar keempat, menangguhkan perjalanan melalui Laut Merah. Begitu juga dengan Orient Overseas International yang berbasis di Hong Kon dan Evergreen Marine yang berbasis di Taipei, mengaku menghindari rute yang ada sebelumnya,” terang Asia Financial.
Diketahui Terusan Suez sepanjang 192 kilometer adalah jalur laut tercepat antara Asia dan Eropa. Wilayah laut tersebut merupakan tempat s yang sangat penting bagi perdagangan minyak dunia dan distribusi logistik.
Hanya saja wilayah tersebut kini sudah dikuasai oleh Militan Houthi dari Yaman yang kecewa dengan Israel yang telah lama melakukan kebijakan kontroversial dengan Palestina. Mereka melarang semua kapal laut berbendera Israel dan negara-negara pendukung melewati Terusan Suez.
Alhasil hingga kini banyak distribusi logistik yang terhambat karena adanya pemblokiran tersebut.
