Toyota baru-baru ini sempat bikin kehebohan dunia otomotif karena tiba-tiba menghentikan aktivitas pabrik mereka selama sehari. Tidak main-main sebanyak 14 pabrik Toyota yang ada di Jepang tidak bekerja sama sekali seharian.
Penghentian aktivitas pabrik diduga terjadi karena masalah komputer. Pembaruan sistem yang ada di komputer pabrik justru tidak berjalan dengan sempurna alhasil membuat seluruh sistem kerja terpaksa dihentikan.
Berdasarkan perhitungan Reuters, produksi Toyota di Jepang merupakan sepertiga dari produksi global, yakni rata-rata sekitar 13.500 kendaraan per hari pada semester I/2023. Jumlah tersebut tidak termasuk kendaraan dari grup pembuat mobil Daihatsu dan Hino.
Lalu, berdasarkan laporan keuangannya, harga rata-rata penjualan kendaraan globalnya dalam kuartal terakhir setara dengan USD26.384.
“Jika menggunakan angka tersebut sebagai proksi, maka pendapatan dari produksi selama satu hari penuh di 14 pabriknya setara dengan USD356 juta, atau sekitar Rp5,4 triliun,” sebut Reuters, Kamis (31/8/2023) kemarin.
Saat ini seluruh pabrik yang ditutup sementara itu sudah beroperasi kembali. Carscoops mengatakan peristiwa tersebut justru mencoreng nama baik Toyota yang dikenal memiliki sistem produksi mobil terbaik di dunia.
“Toyota sering kali dianggap berjasa mengembangkan sistem produksi Just-In-Time (JIT), yang merupakan komponen penting dari Toyota Production System (TPS) atau Lean Manufacturing,” terang Carscoops.
Sayangnya masalah sepele seperti pembaruan sistem komputer justru berhasil membuat Toyota kelabakan dan menghentikan aktivitas produksi. Hilangnya produksi satu hari justru langsung membuat Toyota mengalami kerugian besar.
Selain itu menurut Carscoops peristiwa itu juga membuat pemimpin baru Toyota, Koji Sato dipertanyakan kemampuannya. Apalagi saat memegang jabatan orang nomor satu di Toyota sejak April 2023 lalu, Toyota terus mengalami masalah.
Beberapa masalah di antaranya adalah manipulasi uji tabrak yang dilakukan salah satu anggota grup mereka, Daihatsu, serta bocornya data 2 juta pemilik telah terekspos karena kesalahan konfigurasi server cloud.
Masalah demi masalah itu justru terjadi pada momen yang tidak tepat dimana Toyota sudah berencana untuk meningkatkan produksi.