29.4 C
Jakarta
Senin, Desember 23, 2024
spot_img

Ketiadaan Insentif Jadi Penghalang Avanza dan Xpander Hybrid Hadir di Indonesia

Mobil Low MPV merupakan kendaraan favorit bagi masyarakat Indonesia. Beberapa mobil yang masuk di segmen itu bahkan merasakan gurihnya segmen Low MPV.

Contohnya Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander. Kedua mobil tersebut kini menjadi primadona di jalan. Saat ini Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander sudah berdandan untuk memenuhi selera dan tuntutan pasar.

Hanya saja keduanya justru belum memiliki pilihan mesin baru. Termasuk pilihan mesin hybrid. Mitsubishi sebenarnya tahun depan akan menghadirkan Mitsubishi Xpander Hybrid.

Masalahnya mobil tersebut justru hanya akan dijual di Thailand.

Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Atsushi Kurita mengatakan, pihaknya saat ini masih mempelajari pasar dan kebijakan pemerintah terhadap mobil hybrid. Secara teknis perusahaan siap memproduksi Xpander Hybrid, bahkan XForce model Hybrid.

“Seperti yang dilihat dari pengumuman Mitsubishi sebelumnya di Thailand akan ada Xpander Hybrid karena di Thailand ada kebijakan pajak yang menguntungkan. Harga hybrid di Thailand lebih murah dibandingkan dengan mobil konvensional,” ujarnya.

“Di Indonesia, sejujurnya kami melihat dulu kondisi pasar. Kompetitor kami memang sudah mengenalkan hybrid di segmen XForce, dan kami berupaya mempelajarinya. Kami siap untuk mengenalkan compact SUV hybrid di masa depan untuk Indonesia,” kata Atsushi Kurita.

Dia mengungkapkan perusahaan tidak ingin mengimpor mobil hybrid, tetapi harus diproduksi di Indonesia. XForce dan Xpander hybrid nantinya akan berbagi teknologi yang sama

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh Toyota. Mereka juga melihat ketiadaan insentif buat mobil hybrid jadi faktor yang perlu dipikirkan. Vice President Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan saat ini Toyota sedang menunggu kabar dari pemerintah terkait subsidi untuk mobil hybrid. Seperti diketahui, saat ini insentif yang diberikan masih terbatas untuk mobil listrik full baterai atau BEV (Battery Electric Vehicle).

“Masih menunggu ada tambahan insentif dari pemerintah, supaya (harganya) bisa lebih terjangkau. Kan nanti bisa nurunin penggunaan bahan bakar yang signifikan, itu bisa sampai 50 persen. Idealnya kan dapat insentif. Itu bukan buat kita (pabrikan) tapi buat konsumen,” kata Bob kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Lanjut Bob Azzam menjelaskan, saat ini ada dua pandangan terkait subsidi mobil listrik, pertama zero emission, kedua low emission. Saat ini, subsidi pemerintah diberikan ke mobil listrik full baterai buatan lokal yang memiliki nol emisi.

“Untuk low emission, semua effort (usaha) untuk mengurangi emisi itu harus dikasih insentif. Karena 2030 ini kan kita harus mengurangi kan, terus sampai 2040, 2050. Jadi kalau pakai net zero emission, susah (mencapai target itu). Jadi dalam hal ini kita berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan insentif untuk semua teknologi elektrifikasi (termasuk hybrid) supaya kita bisa menjadi leader di Asia Tenggara,” tegas Bob Azzam.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles