Prestasi mengalahkan Tesla ternyata jadi catatan yang sangat spesial buat perusahaan mobil China, BYD. Untuk pertama kalinya, sejak 2015, BYD akhirnya bisa menjatuhkan Tesla sebagai penjual mobil listrik terbesar di dunia.
Catatan itu ternyata cukup berkesan buat BYD sehingga mereka dilaporkan Reuters, Kamis (4/1/2023) ini siap bagi-bagi keuntungan ke semua dealer mereka. Tidak main-main mereka akan menyiapkan dana sebesar 2 miliar Yuan atau setara Rp4,3 triliun karena prestasi tersebut.
“Pembagian itu terkait komitmen mereka yang akan memberikan bonus 666 Yuan (Rp1,4 juta) untuk setiap mobil listrik yang dijual oleh dealer,” ucap sumber dekat BYD yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.
Bonus 666 Yuan itu ditentukan karena jika diucapkan dalam bahasa China artinya adalah keren atau luar biasa. Saat ini BYD berhasil menjual 3 juta mobil listrik sepanjang 2023. Artinya mereka harus menyiapkan dana sebesar 2 miliar Yuan atau Rp4,3 triliun sesuai komitmen tersebut.
Diketahui saat ini BYD memiliki 3.400 dealer di seluruh China. Nantinya seluruh dealer tersebut akan diberikan bonus sesuai dengan catatan penjualan yang mereka raih. Jadi tidak langsung dibagi rata namun disesuaikan dengan prestasi yang didapat sepanjang 2023.
Pengeluaran itu sebenarnya tidak terlalu memberatkan buat BYD. Pada kuartal ketiga tahun 2023 mereka justru sudah berhasil mencatatkan keuntungan yang sangat besar yakni 21 miliar Yuan atau sekitar Rp45,7 triliun.
Keuntungan mereka hingga akhir 2023 dipastikan meningkat drastis karena di kuartal keempat tahun itu mereka justru berhasil mengalahkan Tesla dari segi penjualan.
Dilaporkan CNN, Rabu (3/1/2024) di kuartal keempat BYD berhasil menjual sebanyak 525.409 unit mobil listrik. Di sisi lain Tesla hanya menjual sebanyak 484.500 di periode yang sama.
Keberhasilan BYD mengalahkan penjualan Tesla disebut CNN sebagai simbol kebangkitan industri mobil listrik China. Sokongan pemerintah China membuat merek-merek mobil listrik dari negara tersebut menduia.
Mobil-mobil China bahkan tidak sungkan masuk dan mengganggu pasar otomotif di wilayah Eropa. Mereka berani adu kuat dengan merek-merek mobil Eropa yang sudah lebih dulu mapan.
Kondisi tu sendiri terjadi karena China memang sudah memiliki target khusus untuk mobil listrik. Mereka menetapkan pada 2025 setidaknya 20 persen mobil baru yang dijual mobil dengan energi baru atau New Energy Vehicle (NEV). Pada tahun 2035, China berharap mobil energi baru itu akan mencapai penjualan terbesar.
“China kini memimpin dalam produksi dan meningkatkan keunggulan komparatifnya, mengandalkan pasar domestiknya yang besar dan keunggulan sebagai penggerak pertama,” tulis analis dari Natixis Asia mengenai pergerakan mobil-mobil listrik berbendera China di seluruh dunia.