Tren mobil listrik yang meningkat ternyata sudah mulai merugikan orang lain. Permintaan lithium yang sangat tinggi dari dunia otomotif justru membuat dunia kesehatan waspada.
Pasalnya kini dunia kesehatan mulai kesulitan mendapatkan lithium karbonat. Padahall bahan lithium karbonat sangat penting digunakan sebagai obat untuk mengobati pasien penderita bipolar.
Hal itu sudah terlihat di Jepang dimana industri kesehatan mulai mengeluh karena adanya pengalihan ketersediaan lithium ke industri otomotif.
“Lithium adalah salah satu bahan utama yang digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik, dan meskipun jauh dari langka, terbatasnya akses ke cadangan bawah tanah dunia membuat permintaan saat ini dikatakan lebih besar daripada pasokan,” sebut Nikkei, Selasa (15/8/2023) ini.
Faktanya salah satu produsen obat di Jepang, Mitsubishi Tanabe Pharma, sudah memutuskan untuk tidak lagi membuat obat Lithium Carbonate. Pasalnya mereka semakin kesulitan mendapatkan lithium. Kalau pun dapat harganya sudah sangat mahal.
“Pembeli dari dunia medis mungkin kalah bersaing dengan pengguna industri,” kata Ichiro Fujikawa, ketua Asosiasi Pedagang Farmasi Jepang, kepada Nikkei Asia.
“Produsen obat memiliki standar produksi yang tinggi, tetapi mereka tidak memiliki dana dalam jumlah besar seperti otomotif,” tambahnya.
Sementara situs Drive menyebutkan, Therapeutic Goods Administration Australia juga merasakan hal yang sama. Mereka mengetahui ketersedian lithium karbonat dari Juli hingga Agustus 2023 mulai berkurang.
Dalam catatan mereka harga lithium melonjak drastis pada tahun 2022 karena perusahaan mobil dan produsen baterai berebut untuk mendapatkan lithium. Bahan lithium sangat penting karena digunakan untuk produksi kendaraan listrik saat ini dan di masa depan.
Indonesia saat ini juga diketahui mulai mengalami tren mobil listrik. Banyak merek-merek mobil listrik baru berdatangan ke Indonesia seperti yang terlihat di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show 2023 (GIIAS) yang diselenggarakan 10-20 Agustus 2023.
Indonesia juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lithium yang sangat besar. Bahkan pemerintah Indonesia pernah merencanakan untuk memproduksi lithium buat kendaraan listrik sebanyak tiga juta unit di 2024.
