Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor Corporation meminta maaf kepada masyarakat karena kesalahan produksi mobil. Tidak main-main ada enam kesalahan produksi mobil yang membuat Toyota langsung menghentikan aktivitas pabrik mereka.
Permintaan maaf itu dilakukan Akio Toyoda bersama Shinji Miyamoto, Customer First Promotion Group Chief Officer Toyota Motor Corporation dalam keterangan resmi yang dilakukan Senin (3/6/2024). Akio Toyoda mengatakan pada 26 Januari 2024 mereka telah menerima instruksi dari Kementerian Transportasi Jepang untuk melakukan investigasi terhadap beberapa mobil buatan Toyota.
Total ada 7 mobil yang menurut Kementerian Transportasi Jepang tidak diproduksi sesuai ketentuan regulasi. “Terindikasi sebanyak 7 model yang sudah diproduksi sejak 2014. Termyata model itu diproduksi dengan metode yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh otoritas setempat,” jelas Akio Toyoda.
“Sebagai pihak yang bertanggung jawab di Toyota Grup, saya ingin mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat dan berbagai pihak yang peduli pada industri otomotif,” lanjutnya.
Sementara Shinji Miyamoto menceritakan dengan detail 6 kesalahan produksi yang melibatkan 7 mobil buatan Toyota. Pertama, kesalahan uji tabrak yang dilakukan di mobil Toyota Isis dan Toyota Crown tahun produksi 2014 dan 2016.
Saat itu karyawan Toyota sengaja melakukan pengembangan khusus pada sabuk pengaman di kedua mobil itu untuk meningkatkan keamanan.
“Pada saat pengujian dilakukan metode khusus dilakukan untuk menghasilkan dampak yang lebih berat saat tabrakan terjadi dibanding metode yang sudah ada. Hasilnya kemudian kami rilis untuk sertifikasi,” jelas Shinji Miyamoto.
Kedua, kesalahan terjadi pada saat pengujian Toyota Corolla tahun produksi 2015. Insinyur Toyota berinisiatif melakukan inovasi dengan melakukan tes uji tabrak dengan sudut berbeda dari regulasi yang sudah ada.
Alih-alih melakuan uji tabrakan dengan sudut 60 derajat. Padahal sudah cukup dengan sudut tabrak 50 derajat. “Pemilihan sudut lebih besar itu dilakukan karena memang akan lebih berdampak besar,” terang Shinji Miyamoto.
Sayangnya hal itu justru menyalahi regulasi yang ditetapkan. Ketiga, kesalahan fatal terjadi saat Toyota melakukan uji tabrak pejalan kaki di Toyota Corolla Axio, Toyota Fielder, Toyota Sienta, dan Toyota Crown tahun produksi 2015.
Waktu itu penguji dari Toyota melakukan rekayasa uji tabrak pejalan kaki di bagian sisi kiri mobil. Harusnya waktu itu pengujian dilakukan di dua sisi.
Sayangnya penguji dari Toyota itu memukul rata hasil uji tabrak yang mereka dapatkan. “Dikonfirmasikan saat itu pengujian dari sisi kiri dan sisi kanan tidak ada perbedaan,” keluh Shinji Miyamoto.
Keempat, kesalahan terjadi saat melakukan uji tabrak belakang di dua mobil yakni Toyota Sienta tahun produksi 2015 dan Toyota Crown 2014 pengujian dilakukan dengan menggunakan alat khusus bergerak yang lebih berat dari biasanya untuk mendapatkan dampak yang lebih kuat.
Saat itu alat yang digunakan beratnya mencapai 1,8 ton. Menurut Shinji Miyamoto alat itu lebih berat dibanding standarnya yakni 1,1 ton.
“Ini juga harusnya segera dilakukan pengujian kembali dengan alat khusus yang beratnya sesuai regulasi yakni 1,1 ton,” tegas Shinji Miyamoto.
Kelima, kesalahan terjadi di pengujian Toyota Yaris Cross model tahun 2020. Proses pengujian dilakukan untuk mengetahui dampak yang terjadi di bagasi saat tabrakan terjadi.
Shinji Miyamoto mengatakan regulasi baru menetapkan ukuran tertentu barang yang ada di bagasi saat pengujian dilakukan. Sayangnya barang yang digunakan untuk pengujian Toyota Yaris Cross itu malah mengikuti aturan yang sebelumnya.
“Ini harus dilakukan pengujian lagi menggunakan barang yang sesuai aturan baru,” keluh Shinji Miyamoto.
Keenam, kesalahan pengujian terjadi di Lexus RX tahun produksi 2015. Kesalahan ini terkait dengan pengaturan tenaga mesin. Ternyata target tenaga mesin tidak tercapai sesuai standar regulasi.
Sayangnya kegagalan itu justru dieliminir dan produksi tetap dilanjutkan. “Harusnya ketika ini terjadi,tahapan produksi tidak dilanjutkan. Sayangnya kontrol sistem itu diatur sedemikan rupa agar sertifikasi bisa didapatkan,” jelas Shinji Miyamoto.
Keenam kesalahan ini yang membuat Toyota akhirnya menghentikan produksi seluruh mobil yang terlibat. Akio Toyoda mengatakan meski terjadi kesalahan produksi, ia menjamin seluruh mobil tersebut tidak membahayakan pemiliknya.
Hanya saja dia sangat kecewa karena kesalahan produksi masih terus terjad di grup Toyota. Sebelumnya Akio Toyoda sudah pernah meminta maaf karena kesalahan produksi yang dilakukan oleh anggota grup Toyota yakni Hino dan Daihatsu.
“Mobil yang terdampak masih aman untuk dikendarai oleh kustomer. Hanya saja masalah ini mengganggu kami karena melanggar standar sertifikasi yang tidak boleh terjadi dalam perusahaan kami,” terang Akio Toyoda.