Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indonesia baru bisa mengekspor 1.100 unit mobil listrik. Hal itu dia ungkap saat meresmikan perakitan perdana mobil listrik Chery Omoda E5 di kawasan Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (2/12/2023) lalu.
Dia mengapresiasi upaya yang dilakukan PT Chery Sales Indonesia (CSI) yang bekerja sama dengan PT Handal Motor Indonesia (HMI) untuk merakit mobil listrik berbendera China itu di Indonesia. Diharapkan perakitan tersebut nantinya akan bisa mendongkrak ekspor mobil listrik dari Indonesia.
“Indonesia sudah ekspor mobil listrik tapi masih kecil yakni 1.100 unit. Saya berharap kerja sama ini bisa menghasilkan mobil listrik yang bisa diterima dengan baik oleh pasar. Saya berharap volumenya bisa terus meningkat,” harap Airlangga Hartarto.
Pejabat kelahiran 1 Oktober 1962 itu mengatakan saat ini jumlah ekspor mobil listrik dari Indonesia memang tidak bisa dipaksa untuk naik dengan cepat. Pasalnya volume produksi mobil listrik di Indonesia juga masih sangat kecil.
Selain itu produsen mobil di Indonesia masih belum banyak yang melakukan perakitan atau produksi mobil listrik di Tanah Air.
Dia sendiri sebenarnya sangat berharap agar ekspor mobil listrik Indonesia bisa meningkat. “Tapi balik lagi tadi volumenya masih sedikit, sekarang volume terlalu kecil. Kita tidak ada target yang penting barangnya jalan,” jelas Airlangga Hartarto.
Di tempat yang sama Harry Kamora, Vice President PT CSI mengatakan per bulan pabrik perakitan mobil-mobil Chery mencapai 1.000 hingga 1.500 unit. “Untuk mobil listrik 250-300 unit. Angka ini akan menyesuaikan jika marketnya tumbuh,” jelas Harry Kamora.
Dia memastikan perakitann Chery E5 tidak hanya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik tapi juga ekspor. “Terutama untuk pasar mobil listrik dengan setir kanan,” jelasnya.
