Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ingin industri otomotif Indonesia main futsal tidak lagi main sepak bola saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show 2023 (GIIAS) di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (10/8/2023) ini. Hal itu merespons pernyataan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohannes Nangoi yang hadir di acara sama yang mengatakan industri otomotif Indonesia berada di peringkat 11 dunia dalam hal produksi mobil.
“Kalau nomor 11 baru bisa main bola. Kita ingin main futsal. Jadi naik peringkat di bawah sepuluh,” ujar Airlanggar Hartarto.
Diketahui berbeda dengan pemain sepak bola yang butuh 11 pemain, futsal membutuhkan pemain sebanyak lima orang. Artinya Airlangga Hartarto ingin peringkat Indonesia yang sekarang ada di sebelas masuk ke lima besar tahun depan.
Airlangga Hartarto melanjutkan secara keseluruhan Indonesia memang mengalami banyak kejutan. Melampaui analisa dan prediksi pengamat dan lembaga.
“Indonesia berhasil tumbuh di luar ekspektasi dari analisis dan lembaga karena bisa tumbuh 5,7 persen. Pertumbuhan di atas 5 persen ini terjadi selama tujuh kuartal berturut-turut dan menunjukkan Indonesia memiiliki resiliensi yang kuat dan masuk ke dalam kategori Upper Midle Country,” jelas Airlangga Hartarto.
Menko Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu juga berharap industri otomotif bisa meningkatkan kemampuan ekspor. Dia berharap tahun ini ekspor bisa ditingkatkan menjadi 500.000 unit.
“Tahun ini targetnya 500.000 unit. Sebenarnya sangat kecil karena cuma nambah 30.000 unit karena tahun lalu ekspor CBU mencapai 470.000 unit,” jelasnya.
Sementara Yohannes Nangoi mengatakan tahun lalu industri otomotif nasional berhasil menutup tahun 2022 dengan sangat baik. Bahkan melebihi capaian sebelum pandemi Covid-19 terjadi pada 2020.
Diketahui pada 2022 tercatat penjualan otomotif wholesale mencapai 1.084.040 unit. Di sisi retail penjualan mencapai 1.013.584 unit.
“Industri otomotif Indonesia berkomitmen mendukung pasar domestik dan mendorong Indonesia jadi basis produksi kegiatan ekspor dan menarik investasi asing,” harap Yohannes Nangoi.
