Merek mobil Isuzu sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Hanya saja sampai saat ini masih terdapat kesalahpahaman di masyarakat mengenai mobil-mobil Isuzu.
Banyak masyarakat menganggap Isuzu sama seperti beberapa mobil Jepang lainnya yang sering membuat mobil-mobil penumpang. Padahal saat ini Isuzu justru semakin fokus untuk berbisnis di kendaraan niaga.
Hal itu ditunjukkan dengan portofolio kendaraan yang lebih banyak didominasi oleh truk, pikap, dan mini van. Sekali pun ada mobil penumpang seperti Isuzu mu-X, itu pun difokuskan untuk kebutuhan berniaga.
Perbedaan pemahaman ini sebenarnya wajar karena Isuzu sangat identik dengan sebuah mobil penumpang yang sangat legendaris, Isuzu Panther. Siapa yang tidak kenal dengan Isuzu Panther?
Jaman dulu cuma mobil Isuzu Panther yang bisa pemiliknya dari Jakarta berangkat ke Bali dengan model uang Rp44.000. Jadi dari situlah kesalah pahaman terjadi.
Masyarakat Indonesia ngotot merasa bahwa Isuzu adalah merek mobil penumpang bukan merek kendaraan niaga. Padahal siapa yang menyangka, bahwa keinginan Isuzu menghapus stigma mobil penumpang justru sejalan dengan cerita mereka saat pertama kali hadir di Indonesia.
Diketahui merek Isuzu mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1960, dengan produknya berupa Isuzu Bison secara impor kemudian dilanjukan dengan Isuzu T series setelah berdirinya agen pemegang merek resmi di Indonesia.
Pada tanggal 3 Mei 1974 didirikan perseroan dengan nama PT. Pantja Motor oleh PT Pantja Niaga oleh Ir Rustam Darwis yang berkedudukan di Jakarta. Pantja Niaga inilah yang menjadi agen pemegang motor Isuzu di Indonesia.
Truk Isuzu T Series justru saat itu jadi produk andalan Pantja Niaga. Truk ringan ini identik dengan warna kabin Kuning dan Merah karena memang banyak digunakan oleh Instansi – instansi pemerintah yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pemadam Kebakaran.
Bentuk truk Isuzu T series masih konvensional dengan letak mesin di depan kabin dan ruang pengemudi tanpa atap dengan moncong kap mesin. Model TX20 Series termasuk truk ringan dengan GWV 10 ton dan memakai roda kecil, 7.50-20-10PR dgn rim 6.00×20. Sejarah Isuzu berlanjut dengan hadirnya Isuzu Bison atau yang dikenal juga sebagai Isuzu Elf.
Pada tahun 1991 PT. Astra International Tbk mengakuisisi mayoritas saham PT. Pantja Motor dengan 75% saham yang dibeli melalui PT. Aryaloka Sentana dari PT Unitras Pertama. Di tahun itu juga, Isuzu Indonesia memperkenalkan Isuzu Panther bermesin 2.300 cc Diesel Direct Injection.
Panther ini menjadi mobil bersejarah Isuzu di Indonesia karena pelopor pengguna mesin diesel untuk kendaraan bermotor niaga serba guna (KBNS). Secara otomatis, Isuzu Panther menjadi rival Toyota Kijang dan Panther sukses di terima oleh konsumen karena ketangguhan dan nilai ekonomisnya.
Isuzu Panther TBR 54, 2500 cc Diesel Direct Injection yang merupakan facelift pertama Panther meluncur pada 1996. Pada tahun itu juga masuknya investor asing pada PT Pantja Motor yaitu, Isuzu Motors Ltd dan Itochu Corporation.
Model kedua Isuzu Indonesia untuk segmen mobil penumpang yaitu Isuzu D-Max yang dibangun dari platform Isuzu i-Series. Pick up double cabin ini diluncurkan pada 2003 dengan mesin JH1 3.0 liter.
Generasi kedua Isuzu D-Max diperkenalkan ke publik pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013.Facelift yang dilakukan cukup menyeluruh baik eksterior, interior, hingga dapur pacu. Pada eksteriornya, ubahan meliputi lampu depan, lampu belakang, bemper, dan penambahan gril beraksen krom.
Model terakhir yang tak kalah fenomenal dari Isuzu yaitu MU-X. SUV masuk dalam sejarah Isuzu karena hadir sebagai rival Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport. Isuzu MU-X didatangkan dari Thailand dan memakai platform dari Chevrolet Trail Blazer.
Isuzu MU-X mengadopsi mesin 4JK1-TC Hi-Power 4 silinder segaris, DOHC 16 katup dengan kapasitas 2.499 cc Turbocharge Intercooler VGS. Tenaga yang dihasilkan sebesar 136 PS pada putaran 3.600 rpm dengan torsi puncaknya 32.6 kgm pada putaran antara 1.800-2.800 rpm.